Keluarga & Parenting: Keceriaan Anak-anak Melintasi Tempat

Dunia anak-anak adalah dunia ceria. Dimanapun berada mereka selalu memiliki cara tersendiri untuk memperoleh kegembiraan. Di rumah, di sekolah,  di masjid, di mall, di rumah saudara, di taman bermain apalagi bahkan di tempat-tempat yang menurut kita (orang dewasa) adalah gudangnya kesedihan, seperti rumah sakit atau pemakaman.

Tepat sekali kalau dikatakan kegembiraan anak-anak itu melintasi tempat.

Nah, kemarin adalah shift saya menjaga abah yang sedang opname. Maka jadilah taman kecil di depan kamar di mana abah di rawat menjadi arena bermain dadakan kedua balita saya, Ahfa dan Averroes. Mereka berlarian kesana kemari seakan abai terhadap "kesedihan" yang ada di sekeliling. 

Kalau diperhatikan sebenarnya mereka, anak-anak itu, tidak 100 % abai lho terhadap keadaan sekeliling. Ada empati alami yang ada dalam jiwa mereka untuk peduli terhadap sesama. Ini catatan bagi kita para orang tua untuk selalu mengasah empati alami ini tetap ada dan tumbuh subur di jiwa anak-anak hingga kelak sampai kapanpun. Jangan sampai tercerabut karena berbagai alasan. Self Reminder.

Contohnya, Ahfa dan Averroes, di antara sibuk bermain, sesekali mereka akan melongok ke kamar dan bertanya kepada mbahkung (kakek: Jawa) 

"Mbahkung sakit?"

"Mbahkung harus makan yang banyak supaya cepat sembuh"

Sepasang mata bening mereka menunjukkan perhatian yang tulus.

Abah yang melihatnya, hanya tersenyum dan menjawab "ya".

Pun ketika di pemakaman. Sebuah tempat yang hanya sendu terlihat.

Saya ingat di suatu ketika, waktu itu anak pertama dan kedua, Ula dan Eriq masih balita. Kami sekeluarga ziarah kubur ke makam sesepuh. Ketika suasana hening karena kami khusyuk berdoa yang dipimpin oleh paman saya, tiba-tiba terdengar suara cadel Ula dan Eriq mendendangkan sholawat. Rupanya mereka membikin acara berdoa sendiri. Kontan kekhusyukan kami pecah. Namun untungnya tak ada kemarahan yang ikut pecah, dan memang seharusnya tak ada yang harus dimarahi. Toh mereka adalah anak-anak yang memiliki cara sendiri untuk gembira dan kita tak berhak membatasi keceriaan mereka.


Demikianlah


Malang, 27 Januari 2017

Bunda Farhanah

#SerialParenting
#SelfReminder


Artikel tema keluarga dan parenting lainnya






Comments